JAKARTA :Sebagai induk dari seluruh asosiasi perasuransian di Indonesia, Dewan Asuransi Indonesia(DAI) yang pada 1 Februari 2023 ini genap berusia 66 tahun, terus berkomitmen untuk meningkatkan edukasi dan literasi asuransi serta koordinasi antar seluruh stakeholder perasuransian tanah air, demi meningkatkan tingkat penetrasi asuransi nasional yang hingga saat ini masih di bawah 5 persen.
Ketua Umum DAI Tatang Nurhidayat, di HUT ke-66, Rabu (1/2/2023) mengatakan, peningkatan tingkat literasi dan inklusi perasuransian tersebut tidak terlepas dari upaya seluruh stakeholder perasuransian salah satunya asosiasi perasuransian yang konsisten menjalankan program-program edukasi dan literasi
kepada masyarakat.
“Meski demikian, capaian angka literasi dan inklusi 2022 masih di bawah 50 persen, menunjukkan bahwa program-program literasi dan edukasi ini masih memerlukan kerja keras agar terus meningkat signifikan ke depannya,” katanya.
Data survei nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2022 naik menjadi 49,68 persen dibandingkan dengan posisi tahun 2019 yang hanya 38,03 persen. Untuk indeks inklusi meningkat menjadi 85,10 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2019 yang hanya 76,19 persen.
Selain rendahnya penetrasi asuransi nasional, Tatang melanjutkan, industri asuransi juga menghadapi tantangan eksternal berupa pasar bebas ASEAN. Indonesia telah menyatakan ikut serta dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), yang merupakan bentuk kerja sama untuk mencapai integrasi ekonomi ASEAN di bidang jasa. AFAS sendiri akan efektif berlaku pada 1 Januari 2025 dan yang pertama kali dibuka dalam kesepakatan tersebut adalah asuransi umum syariah.
“Melalui AFAS ini, perusahaan asuransi regional bisa memasarkan produk asuransi umum syariah secara langsung ke negara-negara di kawasan ASEAN meski tidak memiliki kantor cabang atau perwakilan SDM di negara tujuan,” jelasnya.
Tatang berharap, industri asuransi umum syariah Indonesia bisa menyiapkan diri dalam menghadapi persaingan bebas tersebut sehingga mampu berperan sebagai pemain utama atau market leader. Selain itu sambung dia, industri asuransi umum syariah juga wajib bersiap menghadapi gempuran produk asuransi umum syariah dari negara ASEAN lain.

