SAMARINDA: Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur menggelar seminar pendidikan bertema “Transformasi Pendidikan yang Berkualitas di Kalimantan Timur” pada 3–5 Juli 2025 di Gedung Guru, Jalan Harva No. 1 Prevab, Samarinda.
Kegiatan ini diikuti oleh para kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling (BK), serta pengurus komite sekolah dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim, baik secara luring maupun daring.
Seminar dibuka Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur, Surasa mewakili Plt. Kepala Disdikbud Kaltim, Armin. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Dewan Pendidikan atas terselenggaranya forum tersebut.
“Transformasi pendidikan bukan sekadar slogan, tetapi langkah nyata menuju peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di Kaltim,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan adalah urusan wajib daerah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Untuk SD dan SMP menjadi kewenangan kabupaten/kota, sementara SMA, SMK, dan pendidikan khusus merupakan tanggung jawab provinsi.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama seluruh pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, guru BK, dan komite sekolah, dalam menciptakan pendidikan yang tidak hanya unggul dalam angka partisipasi tetapi juga kuat dalam karakter dan pemerataan akses pendidikan yang adil hingga wilayaj 3T.
Ia berharap forum ini dapat menjadi ruang diskusi yang konstruktif, menghasilkan rekomendasi dan strategi yang aplikatif demi kemajuan pendidikan di Kalimantan Timur.
Ketua Dewan Pendidikan Kaltim, Adjrin, dalam sambutannya menjelaskan seminar ini merupakan kelanjutan dari rencana kegiatan yang telah disusun sejak 2024. Namun, baru pada 2025 kegiatan ini bisa dilaksanakan secara mandiri dan masuk ke dalam rencana anggaran Disdikbud Kaltim.
“Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari. Hari pertama fokus pada pertemuan dengan kepala sekolah, hari kedua mengangkat isu pendidikan karakter dan guru BK, serta hari ketiga bersama para pengurus komite sekolah,” ungkap Adjrin.
Ia menyebutkan bahwa pertemuan hari ini merupakan ruang penting bagi kepala sekolah untuk menyampaikan catatan lapangan yang nantinya akan dirangkum menjadi rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Kaltim, terutama terkait pemenuhan sistem penerimaan murid baru (SPMB).
Adjrin juga menyoroti sejumlah persoalan yang masih berulang di berbagai kabupaten/kota, seperti keberadaan tenaga pendidik non-PNS (honorer) dan keterlambatan pembayaran insentif. “Kami berharap kepala sekolah menyampaikan persoalan tersebut secara detail agar rekomendasi yang kami susun lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Dalam sesi hari kedua yang akan digelar Jumat 4 Juli, pendidikan karakter akan menjadi fokus utama. Adjrin mengimbau para peserta untuk turut mengundang guru BK dari satuan pendidikan masing-masing, mengingat pentingnya peran mereka dalam menghadapi perubahan perilaku siswa di era digital.
“Dewan Pendidikan saat ini tengah menyusun buku pendidikan karakter berbasis gaya dan budaya Kalimantan Timur. Sudah rampung 92,5 persen, dan diharapkan menjadi rujukan utama dalam pembinaan karakter anak-anak kita,” imbuhnya.
Sementara pada hari ketiga, Sabtu 5 Juli seminar akan melibatkan para pengurus komite sekolah untuk membahas peran strategis mereka dalam mendorong transformasi pendidikan. Program ini, menurut Adjrin, sebelumnya telah dirancang pada 2024, namun sempat tertunda.
“Kita akan bertemu dengan pengurus komite secara luring dan daring. Ini bagian dari penyegaran dan penguatan peran mereka di masing-masing sekolah,” jelasnya.
Adjrin juga menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur atas dukungan penuh, termasuk dalam pendanaan kegiatan. Ia menutup sambutannya dengan harapan bahwa segala kekurangan selama pelaksanaan cukup ditinggalkan di Samarinda saja, tidak perlu dibawa pulang ke daerah masing-masing.
Seminar selama tiga hari ini menjadi momentum strategis bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Kalimantan Timur untuk menyatukan langkah dan menyusun strategi dalam mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, serta berkarakter kuat.
Dengan keterlibatan aktif kepala sekolah, guru BK, dan komite sekolah, transformasi pendidikan di Kaltim diharapkan tidak hanya menjadi wacana, tetapi nyata dalam kebijakan dan praktik pendidikan sehari-hari. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi

