BADUNG – Bali bukan sekadar pulau yang indah dengan pesona alamnya, tetapi juga kaya akan warisan budaya yang memikat.
Salah satu daya tarik yang menjadikan Bali begitu istimewa di mata wisatawan dunia adalah Tari Kecak.
Tari Kecak merupakan pertunjukan drama tari tradisional Bali yang dibawakan oleh puluhan penari laki-laki.
Mereka duduk melingkar, bersahut-sahutan menyuarakan “cak… cak… cak…” sambil mengangkat kedua tangan. Uniknya, pertunjukan ini tidak menggunakan iringan gamelan seperti tari Bali pada umumnya, melainkan sepenuhnya mengandalkan suara vokal para penari.
Tari Kecak bisa disaksikan di beberapa tempat ikonik Bali, seperti Pura Luhur Uluwatu, Garuda Wisnu Kencana (GWK), dan berbagai pura di Ubud seperti Pura Dalem Taman Kaja serta di Desa Batubulan.
Namun, salah satu pengalaman menonton Tari Kecak yang tak terlupakan bisa ditemukan di Pantai Melasti, Ungasan.
Suasana Eksotis di Pantai Melasti
Pertunjukan Tari Kecak di Pantai Melasti terasa begitu magis. Begitu memasuki kawasan ini, pengunjung langsung disambut pemandangan pantai yang menakjubkan dari ketinggian.
Perjalanan menuju lokasi pertunjukan melalui jalan menurun dan berliku seolah menjadi pembuka yang sempurna sebelum menikmati suguhan budaya.
Harga tiket masuk Pantai Melasti cukup terjangkau:
Wisatawan domestik:
Dewasa: Rp8.000
Anak-anak: Rp2.000
Wisatawan mancanegara:
Dewasa: Rp10.000
Anak-anak: Rp3.000
Parkir kendaraan:
Motor: Rp2.000
Mobil: Rp5.000
Bus/Truk: Rp10.000
Sementara itu, harga tiket pertunjukan Tari Kecak di Pantai Melasti adalah Rp125.000 per orang. Pengunjung akan mendapatkan tiket berbentuk gelang dan lembaran sinopsis cerita dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Pertunjukan di Tengah Senja
Pertunjukan dimulai pukul 18.00 Wita. Namun, sejak pukul 16.00 Wita, pengunjung sudah mulai berdatangan dan menempati kursi di amphitheater. Menjelang senja, obor-obor yang mengelilingi panggung dinyalakan, menciptakan atmosfer yang sakral sekaligus romantis.
Setelah narator membacakan pengantar cerita, para penari laki-laki satu per satu memasuki panggung dan memulai Tari Kecak. Suara mereka yang berirama dan gerakan tangan yang kompak membuat penonton terpukau, hingga tak segan memberikan tepuk tangan di setiap jeda adegan.
Cerita yang diangkat adalah kisah Titi Situbanda, tentang perjuangan Rama yang dibantu Hanoman untuk menyelamatkan Sita dari cengkeraman Rahwana. Kisah epik ini disampaikan dengan dramatis, penuh energi, dan penuh kejutan.
Salah satu momen paling ditunggu adalah ketika Hanoman muncul secara tiba-tiba di antara penonton, menyapa dan berinteraksi dengan gaya jenaka. Ia sering berswafoto dengan penonton yang ia pilih secara acak.
Reaksi pun beragam: ada yang antusias memanggil-manggil Hanoman, ada pula yang terkejut bahkan ketakutan melihat sosok kera putih itu dari dekat.
Tari Kecak dan Kisah Cinta
Yang menarik, pertunjukan Tari Kecak di Pantai Melasti juga kerap menjadi tempat lamaran romantis. Diiringi angin laut, langit senja, dan nuansa budaya yang mendalam, sejumlah wisatawan memilih momen ini untuk melamar pasangannya. Sebuah prosesi cinta yang disaksikan ratusan pasang mata, sekaligus menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.

