JAKARTA : Bank Indonesia (BI) terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. BI juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Hal ini guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 10-14 Juli 2023, pada akhir hari Kamis, 13 Juli 2023, rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.965 per dolar AS.
Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,16 persen. DXY[1] melemah ke level 99,77.
Yield UST (US Treasury).
Note[2] 10 tahun turun di level 3,763 persen. Pada pagi hari Jumat, 14 Juli 2023, rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.950 per dolar AS.
Yield SBN 10 tahun turun di 6,13 persen, Aliran Modal Asing (Minggu II Juli 2023)
Premi CDS Indonesia 5 tahun turun dari 88,11 bps per 7 Juli 2023 menjadi 80,26 bps per 13 Juli 2023.
Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Juli 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,10 triliun terdiri dari beli neto Rp6,54 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,56 triliun di pasar saham.
Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga 13 Juli 2023, nonresiden beli neto Rp81,21 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp14,59 triliun di pasar saham. (*)

