JAKARTA: Seluruh persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Suci telah rampung.
Petugas haji kini siap menjemput calon jemaah haji Indonesia yang dijadwalkan tiba di Madinah pada 2 Mei 2025.
Hal ini disampaikan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, saat tiba di Tanah Air usai menghadiri Konferensi Lembaga Hadis Nabawi yang dibina oleh Raja Salman di Madinah.
Dalam kunjungannya tersebut, Menag juga meninjau kesiapan petugas serta layanan di Kota Nabi, termasuk di Makkah dan Jeddah.
“Alhamdulillah, banyak sekali kemajuan yang telah kita capai. Bisa dikatakan hampir seluruh persiapan penyelenggaraan haji, termasuk di bandara untuk penjemputan kloter pertama, sudah siap sepenuhnya,” ujar Menag Nasaruddin Umar setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu malam, 30 April 2025.
Turut menyambut kedatangan Menag antara lain Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Plt Irjen Kemenag Faisal Ali, para staf khusus, serta pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.
Selain menyapa para petugas, Menag juga meninjau kesiapan sejumlah titik layanan dan sistem mitigasi yang telah disiapkan untuk mengantisipasi potensi masalah selama pelaksanaan haji.
“Alhamdulillah, semua sudah diantisipasi agar penyelenggaraan haji berjalan dengan baik dan lancar,” ujar Menag.
Selama di Tanah Suci, Menag juga memanfaatkan waktunya untuk berdiskusi secara informal dengan sejumlah pejabat Pemerintah Arab Saudi guna memperkuat koordinasi.
Ia berharap jemaah haji Indonesia mendapat bimbingan serta kemudahan layanan dalam menjalankan ibadah.
“Jangan sampai Indonesia mengirim calon jemaah haji yang tidak lengkap berkasnya. Bisa dipastikan, jika jemaah haji tidak lengkap berkasnya itu akan mengalami kesulitan,” sebut Menag.
Ia juga mengapresiasi kesiapan Indonesia yang dinilai selalu tertib dan matang dalam memberangkatkan jemaah hajinya.
Menag menambahkan bahwa Duta Besar Arab Saudi dan pejabat terkait mendukung penuh seluruh layanan bagi jemaah haji, termasuk skema mitigasi untuk kelancaran pelaksanaan.
Karena itu, Menag meminta agar opsi mitigasi yang disiapkan bersifat variatif dan komprehensif.
“Pokoknya, jangan hanya satu opsi mitigasi. Dengan jemaah sebesar ini tidak bisa hanya satu opsi mitigasi, supaya jangan ada jemaah haji yang terlantar,” tuturnya.
Ia mencontohkan, jika terjadi kendala perjalanan seperti bus mogok atau kemacetan maka harus tersedia bus cadangan. Untuk jemaah yang sakit menjelang puncak haji, perlu disiapkan layanan safari wukuf.
“Termasuk mitigasi jika ada jemaah yang terpisah dari rombongan agar bisa segera dipertemukan. Ini bisa memanfaatkan teknologi dan sistem informasi yang kita siapkan,” papar Menag.
Di akhir pernyataannya, Menag kembali mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak mudah tergiur berangkat ke Tanah Suci tanpa visa haji resmi.
“Jika tertangkap tidak menggunakan visa haji, akan langsung dipulangkan dan dikenai denda hingga 400 juta rupiah. Jemaah juga wajib selalu membawa identitas diri saat beraktivitas di Tanah Suci,” tegasnya.
Menag pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan jemaah untuk saling mendoakan agar pelaksanaan haji 1446 H/2025 M berjalan dengan baik, lancar, dan penuh berkah.

