SAMARINDA: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni mengatakan bencana alam yang terjadi di Kaltim kebanyakan berupa banjir dan tanah longsor. Persoalan itu dialami hampir 10 kabupaten/kota di Kaltim.
“Oleh sebab itu, upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,” tegasnya.
Hal itu ia katakan saat resmi membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) Pencegahan dan Kesiapsiagaan se-Kalimantan Timur 2025 yang diselenggarakan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Kalau dulu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim di Ruang Tepian II Kantor Gubernur Kaltim, Rabu 18 Juni 2025.
Menurutnya, siklus banjir yang sering terjadi di daerah bukan sekedar siklus alamiah. Diperlukan pencegahan kesiapsiagaan dengan membangun kesadaran masyarakat.
“Kesadaran untuk mengurangi risiko bencana dan kesadaran untuk mengatasi ketika bencana datang harus dibangun kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga apabila ada bencana, tidak harus menunggu kedatangan bantuan BPBD,” tegasnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu menyebut, paradigma penanggulangan bencana telah mengalami pergeseran yang sangat penting. Dulu, BPBD berfokus pada penanganan pascabencana.
“Tapi sekarang, tidak hanya pengobatan tapi juga di aspek pencegahannya (preventif),” tuturnya.
Ia pun menginginkan setiap kabupaten/kota, juga provinsi sudah memiliki kalender pada bulan apa Kaltim rawan bencana. Kemudian peta rawan bencana yang diikuti dengan timeline potensi kapan bencana itu terjadi.
“Meskipun siklus alam sekarang terjadi anomali. Dulu banjir itu terjadi pada bulan Mei, Agustus dan bergeser, tetapi itu tidak mengurangi kesiapsiagaan kita untuk menyiapkan prakondisi. Tidak hanya bagaimana penanganan pascabencana, tapi prakondisi mitigasi terhadap bencana yang akan datang,” terangnya.
Dirinya turut mengajak seluruh pihak, khususnya BPBD provinsi dan kabupaten/kota se-Kaltim untuk terus memperkuat komitmen dan kolaborasi lintas sektor serta koordinasi antar-pemangku kepentingan sebagai kunci dalam membangun daerah yang tangguh bencana.
“Melalui Rakontek ini, saya berharap dapat dihasilkan rumusan solusi terhadap berbagai tantangan dalam pengurangan risiko bencana di daerah. Jadikan pertemuan ini sebagai sarana pertukaran pengetahuan, pengalaman dan pembelajaran bersama yang berorientasi pada peningkatan ketahanan daerah,” pesannya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kaltim Tresna Rosano menyampaikan kegiatan Rakontek Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan se-Kaltim dilaksanakan secara offline dan online, diikuti sebanyak kurang lebih 44 undangan yang terdiri dari unsur perangkat daerah Kaltim, BPBD provinsi dan kabupaten/kota serta NGO.
“Maksud kegiatan yaitu untuk mengetahui persoalan dan hambatan dalam pelayanan pencegahan bencana, dan tujuannya untuk merumuskan kebijakan terhadap permasalahan dan hambatan dalam mengurangi resiko bencana di Kaltim,” jelasnya.
Tampak hadir, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Nadhirah Seha Nur (via zoom meeting), Sekretaris Jenderal Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Jawa Timur Catur Sudharmanto, Sekretaris BPBD Kaltim, pimpinan perangkat daerah lingkup Pemprov Kaltim, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota se-Kaltim dan Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana se-Kaltim. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi

