SAMARINDA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menyebut Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda kini menjadi salah satu rujukan terbaik di luar Pulau Jawa dalam bidang kedokteran nuklir, bahkan diakui bertaraf internasional.
Hal itu ia sampaikan saat membuka 27th Annual Scientific Meeting atau Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler XXVII Tahun 2025 yang berlangsung di Ballroom Mercure Hotel Samarinda, Jumat 5 September 2025.
Rudy menegaskan, perkembangan kedokteran nuklir di Kaltim sangat membanggakan karena mampu menghadirkan layanan modern yang tidak hanya untuk masyarakat lokal, tetapi juga pasien dari berbagai daerah lain di Indonesia. “RS AWS adalah rumah sakit yang rekomendasi terbaik di luar Pulau Jawa untuk pelayanan berbasis nuklir. Ini tarafnya bukan hanya nasional, tapi internasional,” ujarnya.
Sejak 2018, RS AWS telah melayani lebih dari 8.000 pasien dengan teknologi kedokteran nuklir. Layanannya mencakup diagnosis kanker tiroid, terapi kanker, hingga pemeriksaan penyakit jantung koroner. Pasien yang datang tidak hanya dari Samarinda, tetapi juga dari berbagai wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Papua, bahkan Sumatera.
Menurut Rudy, kondisi ini menjadi bukti bahwa Kalimantan Timur memiliki potensi besar sebagai pusat layanan kesehatan modern. Apalagi dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kaltim akan menjadi etalase Indonesia, termasuk dalam bidang medis.
“Dengan hadirnya IKN di jantung Kaltim, kita harus menjaga keamanan dan kedamaian agar Kaltim benar-benar menjadi etalase Indonesia, termasuk dalam pelayanan kesehatan. Mari kita jaga kondusivitas daerah ini,” tegasnya.
Rudy menambahkan, kemajuan kedokteran nuklir menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi radioaktif bukanlah ancaman, melainkan solusi penyelamatan. “Nuklir bukan untuk membunuh, tetapi untuk mendeteksi penyakit secara dini dengan presisi tinggi, sehingga nyawa pasien bisa terselamatkan,” jelasnya.
Selain itu, Rudy juga mengingatkan bahwa tantangan kesehatan masyarakat Kaltim masih cukup kompleks. Penyakit tidak menular seperti kanker, jantung, stroke, dan diabetes terus meningkat, sementara penyakit menular seperti TBC belum sepenuhnya tertangani. Data Dinas Kesehatan Kaltim tahun 2024 mencatat peningkatan signifikan kasus kanker tiroid, payudara, dan serviks dalam tiga tahun terakhir.
“Ini membutuhkan terobosan pelayanan kesehatan yang cepat, presisi, dan berbasis teknologi. Kedokteran nuklir molekuler adalah bagian dari itu,” katanya.
Pertemuan ilmiah tahunan ini juga dihadiri para pakar internasional dari Australia, Belanda, Jepang, Inggris, Taiwan, Singapura, Thailand, hingga India, serta pakar terbaik dari berbagai rumah sakit besar di Indonesia, termasuk RS Hasan Sadikin Bandung. Kehadiran mereka, kata Rudy, menjadi bukti bahwa dunia internasional menaruh perhatian pada perkembangan kedokteran nuklir di Kaltim.
“Ini bukan hanya forum rutin tahunan, tapi momentum memperkuat komitmen bersama membangun kesehatan modern, inklusif, dan merata. Kesehatan adalah modal utama menuju generasi emas Indonesia 2045,” tutupnya.

