

KUTIM: Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Kaltim), Ronny Bonar, mengungkap dalam menjalankan program Keluarga Berencana (KB) di Kutim.
Meskipun telah mencapai prestasi tertinggi di Kalimantan Timur, Bonar tetap menyadari adanya tantangan yang perlu diatasi.
“Kalo program KB kita ikuti jadwal dari BKKBN pusat, seperti program sejuta Aseptor yang sudah dilaksanakan di Sangkurilang. Nanti juga pada Hari Ibu akan ada program untuk bumil,” ujarnya, Kamis (23/11/2023).
Salah satu prestasi luar biasa yang diraih adalah melampaui target tertinggi di Kalimantan Timur dengan mencapai angka 110% pada tahun sebelumnya.
Bahkan tahun ini, Kutai Timur masih memimpin sebagai yang tertinggi di Kaltim. Keberhasilan ini tidak lepas dari efektivitas Program KB, terutama pada pengguna aseptor KB yang mencatat pencapaian luar biasa.
“Memang rata-rata metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan yang banyak diminati. Namun, kita tidak berhenti di situ. Kita mencoba menargetkan Aseptor laki-laki yang sudah berkeluarga,” ucapnya.
Meskipun pencapaian ini patut diapresiasi, Bonar tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa masih ada sejumlah tantangan. Salah satunya terkait dengan Kampung KB.
“Kampung kb dulu istilahnya keluarga berencana sekarang sudah menjadi keluarga berkualitas,” ujarnya.
“Dari 139 desa dan 2 kelurahan, serta 141 korwil, kita masih cukup rendah capaiannya. Kita baru memiliki 52 Kampung KB yang terbentuk. Masih banyak PR yang perlu kita lakukan. Anggaran belum maksimal diarahkan ke sana, dan kita masih kekurangan tenaga penyuluh,” ulasnya.
Mengenai permasalahan tenaga penyuluh, Ronny menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan jumlah tenaga penyuluh di wilayahnya. Dari 141 yang seharusnya ada, hanya tersedia 43.
Meskipun demikian, DPPKB Kutim berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan KB di Kutai Timur demi mencapai tujuan yang lebih optimal. (*)

