Samarinda – Tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah wanita diduga korban pembunuhan, JN (25) terletak di Jalan Kadrie Oening RT 022, Samarinda Ulu, Kaltim, Sabtu (25/9/2021) petang.

Dari hasil pemeriksaan oleh pihak kepolisian setempat, ditemukan sejumlah barang bukti berkaitan dengan aksi pembunuhan diduga dilakukan oleh RS, diantaranya tali rafia.
Dikonfirmasi usai melakukan olah TKP, Kasubdit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, Aipda Harry Cahyadi mengatakan, pihaknya telah mengamankan beberapa barang yang dinilai sebagai petunjuk saat pelaku melakukan kejahatannya.
Dikatakan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan di dalam mobil Honda HRV berwarna merah bernomor polisi KT 1715 DR yang terparkir di garasi rumah korban.
“Kalau untuk mobil, kami masih dalam penyelidikan, dan kami nanti akan mengonfirmasi kepada pihak pimpinan perusahaan, apakah mobil yang digunakan adalah milik pribadi atau aset perusahaan,” ungkapnya
Terkait hasil visum, Aipda Harry menuturkan, saat ini belum mendapatkan laporan pasti. Namun dari hasil sementara, timnya telah mengecek bagian pakaian korban pada saat dipakai dengan yang ditemukan di TKP.
Ternyata, lanjutnya, sesuai dengan keterangan dari pelaku bahwa ada penusukan dua kali di punggung belakang sebelah kanan dan terdapat bekas tusukan pisau pada baju korban.
Dilanjutkannya, dari beberapa barang diamankan, tim Inafis juga menemukan tali rafia di rumah korban dan bentuknya hampir sama dengan tali yang terikat di leher korban.
“Sebab, saat evakuasi korban beberapa waktu lalu, terikat di bagian leher dua kali putaran dengan tali rafia berwarna hijau,” paparnya.
Tali rafia ditemukan di rumah korban itupun, bentuk dan warnanya hampir sama, tetapi belum dapat dipastikan. Namun, tidak menutup kemungkinan itu adalah bagian dari tali yang digunakan.
Wanita dengan jabatan marketing di salah satu perusahaan korban tewas akibat ditusuk beberapa kali tersebut, dikabarkan meninggal dengan tulang pipi yang patah.
“Kalau secara kasarnya pipi yang patah itu terlihat, tetapi belum dapat dipastikan kebenarannya dan masih menunggu hasil perkembangan,” tutup Harry Cahyadi.

