BALI : Mewakili Pemerintah Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, kembali bertemu dengan Pemerintah Singapura melalui Maritime and Port Authority of Singapore (MPA).
Pertemuan ini, guna membahas kerjasama peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Maritim pada “The 18th Meeting of the Training MoU between Directorate General of Sea Transportation (DGST) and MPA Singapore” di Swisbel-Hotel Tuban, Senin 16 Desember 2024.
Ketua Delegasi Indonesia diwakili Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Dumai, Capt. Diaz Saputra.
Menurut Capt Diaz, kedua negara telah memperoleh banyak keuntungan sejak ditandatanganinya perjanjian ini. Terutama dalam hal peningkatan kapasitas SDM di bidang maritim.
Dikatakan, pertemuan rutin ini antara Ditjen Hubla dengan MPA Singapore di bawah kerangka kerjasama Training MoU ditandatangani pada 23 September 2005.
“Setiap tahunnya, ada 8 sampai 10 program pelatihan atau workshop yang diselenggarakan di bawah kerangka kerja sama ini, baik itu di Indonesia maupun di Singapura,” ungkap Capt. Diaz.
Ia menyampaikan rasa bangganya karena Indonesia dan Singapura telah melaksanakan perjanjian ini dengan hasil yang optimal.
Menurutnya, hingga kini sudah terselenggara 120 pelatihan melibatkan 1.900 peserta mengingat pentingnya kerja sama ini. Disepakati akan perpanjang perjanjian kerja sama tersebut Februari 2025.
“Saya yakin Ditjen Hubla dan MPA memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pengembangan SDM. Juga yakin kedua organisasi ini sama-sama berkomitmen untuk meningkatkan kemitraan antara dua negara yang dapat berkontribusi terhadap administrasi maritim yang efektif,” tukasnya.
Capt. Diaz juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dan Singapura dapat saling mendukung pada pencalonan Indonesia dan Singapura sebagai anggota Dewan IMO periode 2026-2027.
Hal ini dapat mendorong kolaborasi lebih erat antara Indonesia dan Singapura dalam bidang maritim, dengan mengutamakan penerapan konvensi dan instrumen IMO guna mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Ditjen Hubla dan MPA Singapura telah menyepakati sebanyak enam judul training untuk diselenggarakan pada tahun 2025.
Antara lain Training IALA Model Courses C0103-1 Vessel Traffic Service Operator, Training C103-5 (V-103-5) the Revalidation Process for VTS Qualification and Certification.
Training on Solid Bulk Cargoes, Capacity Building on Port State Control Officer (PSCO), Workshop on Vessel Inspection in Accordance with The IBC Code, dan Workshop on Vessel Inspection in Accordance with The IMDG Code.
Capt. Diaz mengungkapkan, sebelum pertemuan ini telah diselenggarakan pula The 9th DGST-MPA Officers Dialogue, yang merupakan salah satu program kegiatan kedua negara di bawah payung kerjasama DGST-MPA Training MoU.
Pertemuan ini merupakan pertemuan pada working level management untuk berdiskusi, bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam bidang keselamatan maritim.
Juga perlindungan lingkungan laut dalam rangka meningkatkan kerja sama pada level operasional kedua belah pihak.
“Pada pertemuan ini kami membahas beberapa agenda, antara lain terkait Port State Control, Proposal mengenai Ship Routeing System dan Ship Reporting System di Selat Malaka dan Selat Singapura, serta review terhadap Indonesia-Singapura Ferry Mishap Contingency Plan,” jelas Capt. Diaz.
Sebagai informasi, pada kedua pertemuan ini, Delegasi Singapura diketuai oleh Director (Shipping) and Director of Marine MPA Singapore, Mr. Chean Aun Aun.
Adapun susunan Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Direktorat Kenavigasian, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Atase Perhubungan Singapura, dan Bagian Hukum dan KSLN Ditjen Perhubungan Laut.(*)

