JAKARTA : Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap industri padat karya yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang optimal.
Industri padat karya dinilai mampu menyokong pencegahan penambahan angka pengangguran di tengah gelombang PHK yang tengah santer terjadi.
Menurut Airlangga, keberadaan industri padat karya perlu dijaga eksistensinya agar semakin tumbuh dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Sebelumnya, Presiden Probowo Subianto menginstruksikan deregulasi secara besar-besaran untuk meningkatkan daya saing.
Kemudian, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat investasi di sektor tekstil, produk tekstil, sepatu, dan sektor padat karya lainnya.
Untuk sektor tekstil, Airlangga menjelaskan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah karena telah menyerap hampir 4 juta tenaga kerja dan mencatatkan ekspor lebih dari 2 miliar dolar AS.
“Arahan Pak Presiden, terkait dengan ketersediaan bahan baku, terkait illegal import, supply chain itu dipermudah dan disederhanakan,“ ujarnya.
Dalam arahan pertama, tentu pemerintah harus melihat dari keseluruhan supply chain. Juga, melakukan harmonisasi daripada tarif yang sudah dilakukan.
Selanjutnya kata Airlangga, pemerintah merespons terhadap barang yang didumping melalui tindakan antidumping.
“Nah, ini beberapa langkah yang kita akan lakukan dan ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif,” tutur Menko Airlangga.
Selain itu, Presiden Prabowo juga mendorong agar program padat karya masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Hal tersebut dilakukan agar berbagai kemudahan perizinan dan fasilitas insentif bisa segera diberikan.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus melakukan deregulasi dan debirokratisasi maupun mempermudah perizinan.
Hal ini untuk pengembangan termasuk terkait dengan AMDAL serta Pemerintah akan membentuk satgas untuk melakukan percepatan.
Ketiga, Menko Airlangga mengatakan di tengah ketidakpastian geopolitik, tentu pasar kita harus terus dijaga. Dan kalau kita lihat memang pasar terbesar tekstil, produk tekstil ini adalah di EU.
Besarnya marketnya sekitar 30 persen dari demand global Amerika sekitar 15 persen dan the rest of the world sisanya. Sehingga menjadi penting tadi I-EU CEPA segera bisa diselesaikan.
Sedangkan dalam rangka menjaga daya saing industri. Pemerintah juga menyiapkan paket revitalisasi mesin-mesin, produksi.
Pemerintah menyediakan kredit investasi sebesar Rp20 triliun dengan subsidi bunga 5 persen untuk 8 tahun bagi sektor padat karya seperti tekstil, sepatu, makanan minuman, hingga furnitur. Harapannya, dengan sektor padat karya ini bisa ditangani dengan baik.
“Kita berharap lapangan kerja bisa tercipta dan kita menargetkan sesudah I-EU CEPA ini diharapkan industri ini akan kembali bergeliat,” pungkas Menko Airlangga.

