
SAMARINDA : Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Abdulloh menyatakan bahwa pemerintah membutuhkan anggaran sekitar Rp3 triliun untuk memenuhi kebutuhan listrik pedesaan maupun daerah tertinggal di seluruh wilayah provinsi tersebut.
“Jadi memang masih banyak sekali, khususnya di daerah tertinggal yang masih tidak mengenyam penerangan lampu jalan,” ujarnya, Senin, 17 Maret 2025.
Menurutnya, alokasi anggaran yang mencapai triliunan itu hanya pada pos salah satu organisasi perangkat daerah (OPD). Sementara, program pemenuhan listrik daerah tertinggal melibatkan banyak instansi terkait.
Hal ini disampaikan Abdulloh usai rapat dengar pendapat atau hearing dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltim terkait Pemaparan Kegiatan Tahun Anggaran 2025 dan Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2026. Hearing tersebut berlangsung di Ruang Rapat Gedung E Lantai 1 DPRD Provinsi Kaltim, Jalan Teuku Umar Samarinda.
“Renstra (Rencana Strategis)-nya ada di dinas masing-masing. Yang pasti, yang saya dengar dari ESDM 3 sampai 4 triliun (rupiah) untuk pedesaan tok (saja). Berarti masih banyak sekali yang belum,” ungkapnya.
Terkait dengan tindak lanjut program pemenuhan kebutuhan listrik di pedesaan maupun daerah tertinggal, Abdulloh menyatakan bahwa Dinas ESDM Kaltim sedang melakukan survei pendataan untuk mendapatkan blueprint kebutuhan secara menyeluruh.
Sementara itu, terkait dengan hearing antara Komisi III DPRD Kaltim dengan Dishub, dinyatakan juga membahas hasil refocusing anggaran tahun 2025 yang terjadi defisit sekitar Rp47 miliar.
“Penekanan dari kami, jangan merefocusing anggaran yang merupakan bantuan langsung ke masyarakat. Perjalanan dinas, kegiatan seremonial itu yang harus dikurangkan,” tegasnya.
Ia juga menilai, kinerja Dishub Kaltim sebenarnya sudah maksimal. Hanya saja yang menjadi persoalan ialah anggaran yang tidak maksimal.
“Maka kami Komisi III mendorong untuk bersama-sama berjuang menganggarkan, karena itu semua untuk kepentingan masyarakat. Terutama, jalan provinsi di wilayah pedalaman Kaltim. Itu perlu perhatian khusus, kebutuhannya banyak,” pungkas Abdulloh.

