SAMARINDA: Pemerintah Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) terus berkomitmen melakukan pembenahan terhadap infrastruktur pasar demi kenyamanan dan keamanan warga.
Salah satunya adalah revitalisasi Pasar Baqa di Jln Sultan Hasanuddin, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur yang kini resmi beroperasi penuh setelah mangkrak sejak 2018.

Hal ini ditandai dengan peresmian yang dilakukan Wali Kota Samarinda Andi Harun dengan menadatangani plakat yang juga disaksikan oleh pedagang dan warga yang mengerumuni kawasan pasar, Rabu (15/5/2024).
Pasar Baqa pertama kali di bangun tahun 1990 dengan jumlah pedagang 450. Pasar Baqa direnovasi pada Tahun 2014 dan seluruh Pedagang Pasar Baqa pindah ke penampungan sementara (lahan KNPI) dengan jumlah pedagang sebanyak 356.
Selanjutnya, tahun 2015 dibangun dengan alokasi anggaran sekitar Rp12 miliar dan tahun 2018 sekitar Rp5 miliar namun tidak dilanjutkan atau mangkrak sejak tahun 2018, sampai dengan tahun 2022.
Pada tahun 2022, Pasar Baqa segera dilanjutkan pembangunannya seiring dengan membaiknya kondisi keuangan APBD Pemerintah Kota Samarinda.

Hingga pada akhirnya, kini Pasar Baqa mulai beroperasi dengan penuh menampung 515 pedagang dengan fasilitas yang memadai termasuk Mushalla Al Harun sebagai fasilitas penunjang.
Pada kesempatan ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pedagang.
“Setelah proses revitalisasi pasar ini, saya harap lebih banyak warga yang merasa aman dan nyaman berbelanja di pasar tanpa waswas karena takut copet atau risih karena lantai yang becek,” ujarnya.
Selain itu, Andi Harun mendorong pedagang untuk memenuhi kebutuhan pasar akan produk segar dan organik.
“Kelebihan pasar sebagai penyedia bahan segar harus diperkuat menjadi bahan segar organik. Terlebih masyarakat saat ini lebih peduli pada kesehatan sehingga memilih produk segar organik,” tambahnya.
Terdiri dari dua lantai, Pasar Baqa menyediakan fasilitas berupa lift barang, timbangan ukur ulang dan layar pantauan harga bapokting untuk pengunjung.
Untuk lantai atas terdapat kios dengan ukuran 2,5×3 meter. Sementara lapak di bawah ukurannya 1,2×2 meter untuk basah dan kering.
Andi Harun memberikan pesan kepada seluruh pedagang untuk dapat menjaga lingkungan tetap bersih dan kondusif.
“Karena ini pasar kita, bersama maka harus kita jaga bersama, kebersihannya, harus kompak untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertibannya juga,” tuturnya
“Ke depannya saya harap tempat pembuangan sampah pasar dilengkapi dengan tempat pemilahan sampah yang memadai,” tambahnya.
Kemudian, orang nomor satu di Kota Tepian ini mengimbau kepada para pedagang untuk menghindari kemasan plastik dan sterofoam karena kedua bahan tersebut saat menjadi sampah butuh puluhan tahun untuk mengurainya.
Dengan revitalisasi ini, Pemkot Samarinda berharap pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern, menarik lebih banyak pengunjung melalui pelayanan yang ramah dan lingkungan yang bersih.
“Jika seluruh elemen pasar tradisional baik pengelola, pedagang, dan pembeli dapat bersama-sama menjaga kebersihan, memberikan pelayanan yang ramah dan memuaskan, bukan tidak mungkin masyarakat akan lebih memilih berbelanja di pasar tradisional dibanding di pasar modern,” tutup Andi Harun.
Dalam sesi yang sama, Kepala Dinas Pedagangan (Disdag) Samarinda Marnabas Patiroy, mengaku bakal merekomendasikan pembayaran non tunai diberlakukan pada Pasar Baqa ini.
“Untuk mendukung penerapan pembayaran non tunai sebagai pasar modern, memastikan bahwa seluruh pedagang yang menjual sayur mayur, daging, ikan segar, buah, kosmetik, emas, hingga konveksi akan diberikan peralatan pembayaran non tunai yang telah bekerja sama dengan berbagai perbankan,” ujarnya.
“Pelan-pelan bakal kita lakukan sosialisasi non tunai, pedagang harus bisa menyiapkan kemampuannya untuk ikut, kita sediakan peralatannya supaya pedagang tidak lagi terbebani membeli peralatan itu,” pungkasnya.(*)

