
BONTANG: Antrean panjang untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bontang, beberapa pekan terakhir telah mengejutkan banyak pihak.
Fenomena ini menarik perhatian anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Nursalam.
Nursalam mempertanyakan upaya dan perhatian pemerintah Kota Bontang dalam menjaga distribusi BBM yang merata.
Menurutnya, antrean yang mengular di SPBU justru didominasi oleh pengetap BBM, sehingga masyarakat umum memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk mendapatkan BBM, terutama BBM subsidi.
“Kalau hari ini mengantre, besok kendaraan yang sama mengantre lagi, kan enggak logis. Masa sekali mengisi, sehari itu habis. Warga biasa kapan dapatnya,” ungkap Nursalam dengan keprihatinan.
Sementara Nursalam memahami bahwa pengetap BBM melakukan hal tersebut sebagai upaya mencari penghidupan, dia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak negatifnya pada masyarakat yang juga membutuhkan BBM.
“Saya paham apa yang mereka (pengetap) lakukan. Tapi tidak serta merta mengambil hak orang lain,” tegasnya.
Nursalam berpendapat bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan dalam menangani masalah ini.
Terutama, pemerintah perlu memastikan agar distribusi BBM subsidi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Dalam konteks saat ini, Nursalam mengakui bahwa kelangkaan BBM sebenarnya tidak terjadi, tetapi antrean yang terus berlanjut mengganggu kelancaran distribusi.
“Perlu ada upaya dari pemerintah untuk melakukan sesuatu, paling tidak memberikan pengingat agar situasi ini tidak terjadi setiap hari,” pungkasnya.
Dengan adanya perhatian dari anggota DPRD seperti Nursalam, diharapkan permasalahan antrean panjang BBM di SPBU Kota Bontang bisa segera mendapat solusi yang memadai, sehingga masyarakat umum tidak lagi harus bertarung untuk mendapatkan BBM yang mereka butuhkan. (*)

