
KUKAR: Sekretaris Camat Loa Janan, Min Fiattin, menegaskan komitmen pemerintah kecamatan dalam menanggulangi persoalan stunting.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Rembuk Stunting Desa Loa Duri Ulu yang digelar pada Selasa, 7 Mei 2025, di Gedung Balai Pertemuan Umum Kantor Desa setempat.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi percepatan penurunan angka stunting yang terus menjadi prioritas Kecamatan Loa Janan.
Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis desa, rembuk tersebut menghadirkan ruang dialog terbuka antara berbagai pihak yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap isu kesehatan anak dan pembangunan keluarga.
Min Fiattin dalam paparannya menekankan bahwa rembuk stunting tidak boleh dipandang sebagai kegiatan seremonial belaka, melainkan sebagai bentuk nyata dari pendekatan partisipatif yang menyeluruh.
Dalam pandangannya, desa harus menjadi garda terdepan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, dimulai dari upaya pencegahan stunting secara sistematis dan berkelanjutan.
“Rembuk ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan komitmen bersama. Pemerintah Kecamatan sangat mengapresiasi partisipasi aktif Desa Loa Duri Ulu yang telah menunjukkan keseriusan dalam mendukung program Kukar Idaman dan mewujudkan Indonesia Bebas Stunting 2045,” ujar Min Fiattin.
Dalam forum yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, kader kesehatan desa, aparatur pemerintahan, dan perwakilan lintas sektor tersebut, Min Fiattin juga mengingatkan bahwa penanganan stunting tidak cukup hanya dilakukan dari sisi medis.
Menurutnya, pendekatan harus menyentuh akar permasalahan yang kompleks, mulai dari ekonomi keluarga, kebersihan lingkungan, hingga pengetahuan orang tua mengenai pola asuh dan gizi anak.
“Kunci dari penanganan stunting adalah kolaborasi. Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu sisi. Harus ada integrasi antar sektor. Oleh karena itu, desa harus menjadi garda terdepan dalam merancang dan mengawal aksi nyata untuk menurunkan angka stunting,” lanjutnya.
Hasil rembuk tersebut melahirkan sejumlah kesepakatan strategis, di antaranya adalah peningkatan kualitas layanan posyandu, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi kelompok rentan, pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala, serta pembenahan sanitasi dan akses air bersih.
Kesepakatan tersebut akan diperkuat melalui koordinasi lintas lembaga yang lebih intensif, serta dukungan alokasi anggaran desa yang berpihak pada isu kesehatan dan kesejahteraan anak.
Pemerintah kecamatan, menurut Min Fiattin, akan terus mendorong desa-desa di wilayahnya agar menjalankan program yang terfokus dan berdampak langsung pada keluarga sasaran.
Ia berharap, komitmen kolektif dari seluruh elemen masyarakat, yang didukung oleh kebijakan berpihak dari pemerintah, dapat membawa perubahan signifikan di Desa Loa Duri Ulu.
Lebih dari itu, Min Fiattin juga meyakini bahwa desa ini bisa menjadi contoh praktik baik bagi wilayah lain di Kecamatan Loa Janan dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. (Adv)

