JAKARTA: Kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada kuartal 1-2024 meningkat.
Peningkatan ini membuat BNI mampu meraup laba Rp5,33 triliun, tumbuh 2 persen Year on Year (YoY/secara tahunan).
Demikian Direkrur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam konfrensi pers terkait kinerja keuangan kuartal I-2024, di Kantor Pusat BNI, Senin (29/4/2024).
Direkrur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, bank milik negara ini konsisten mencatatkan, pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.
Dikatakan, BNI berhasil mencatat kinerja signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan konsumer melalui, anak perusahaan PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance.
“Kedua anak perusahaan ini sebagai mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh,” jelas Royke.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72 persen secara tahunan (YoY) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance yang meningkat 370 persen YoY, didominasi oleh pembiayaan konsumer.
Kinerja kredit dari dua anak perusahaan tersebut, berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi.
Adapun total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai Rp634,3 triliun.
Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I-2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2 persen YoY dari sebelumnya sebesar Rp14,8 triliun. Hal ini didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.
Menurut Royke, pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8 persen pada kuartal I-2023 menjadi 2,0 persen pada kuartal I-2024.
Hal ini diikuti dengan credit cost (biaya kredit) yang juga menurun 40 basis poin YoY menjadi 1,0 persen pada kuartal I-2024.
Royke Tumilaar mengatakan, peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus. Ini diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.
Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga, berupa fee-based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9 persen dari sebelumnya sebesar Rp4,4 triliun.
Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35 persen dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.
Kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional serta kualitas aset yang terus membaik, mendorong BNI meraih laba bersih sebesar Rp5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2 persen YoY.
Royke juga menegaskan, perseroan terus melanjutkan transformasi perusahaan, yang sudah berjalan selama tiga tahun.
Diharapkan akan mampu memberikan tingkat profitabilitas, yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.
“Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global,” kata Royke.(*)

