JAKARTA : Selama periode Natal dan Tahun Baru 2023,PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), mencatat sebanyak delapan perjalanan mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk. Selama periode tersebut, terdapat delapan jadwal perjalanan dari tujuh kapal PELNI yang mengalami keterlambatan lebih dari enam jam
Demikian Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI, Opik Taupik, dalam keterangan tertulis, yang diterima Narasi.co, Selasa (3/1/2023).
Dikatakan, penyesuaian waktu sandar dilakukan untuk mengurangi efek keterlambatan di pelabuhan-pelabuhan berikutnya. Data keterlambatan kapal selama periode Nataru terhitung 8 jadwal perjalanan hingga 28 Desember 2022.
Ia menjelaskan, data yang dimiliki PELNI menunjukan, cuaca buruk membuat kapal rata-rata mengalami keterlambatan jadwal tiba di pelabuhan. Kapal dan wilayah yang tercatat antara lain KM Sinabung di Surabaya yang mengalami keterlambatan 8 jam pada tanggal 24 Desember 2023.
Keterlambatan kapal PELNI lainnya yaitu KM Leuser di Pelabuhan Ambon 6 jam pada 26 Desember, KM Tidar di Makassar 8 jam pada 24 Desember, KM Wilis di Makassar 72 jam pada 24 Desember, KM Egon di Pelabuhan Pare-Pare 14 jam pada 24 Desember dan Pelabuhan Batulicin 48 jam pada 26 Desember, KM Dobonsolo di Pelabuhan Bau-Bau 7 jam pada 26 Desember, serta KM Bukit Raya di Pontianak 9 jam pada 27 Desember.
Menurut Taupik , untuk memastikan keterlambatan kapal tidak terlalu jauh mempengaruhi jadwal kapal di pelabuhan berikutnya, PELNI akan menyesuaikan lama sandar. Sebagai contoh, jika lama sandar 3 sampai 4 jam, kita percepat menjadi dua atau tiga jam saja. Aktivitas yang dilakukan saat sandar seperti memuat bahan makanan, air tawar maupun BBM,”tambah Opik.
Keterlambatan kapal PELNI umumnya, terhambat gelombang tinggi saat berlayar, khususnya untuk kapal penumpang tipe 1000 dan 2000 yang memiliki panjang antara 99 hingga 146 meter, tinggi haluan 9 hingga 100 meter dan bobot kapal mencapai 1.450 hingga 3.175 ton. Dengan ukuran tersebut, kapal PELNI masih dapat diijinkan berlayar menembus ombak mencapai 4 hingga 6 meter.
“Namun kami selalu memperhatikan dan menaati maklumat pelayaran yang dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan setempat. Jika otoritas pelabuhan menyatakan gelombang terlalu tinggi, maka kami akan menunda pelayaran. Kami mohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya terganggu akibat cuaca buruk,” kata Opik.
PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa pelayaran saat ini mengoperasikan 26 Kapal Penumpang yang melayani 1.058 ruas dan menyinggahi 76 pelabuhan.
Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 44 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di wilayah 3TP, di mana kapal perintis menyinggahi 281 pelabuhan dengan total 3.695 ruas. PELNI juga mengoperasikan sebanyak 16 kapal rede. Untuk pelayanan bisnis logistik. PELNI saat ini mengoperasikan 10 trayek Tol Laut serta 1 trayek khusus untuk kapal ternak.

