JAKARTA : Perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI) berhasil melakukan transformasi digital, khususnya melalui pengembangan layanan transaksi nontunai yang lebih modern, aman, dan efisien.
Upaya tersebut mengantarkan KAI meraih penghargaan The Most Improved Digital Transaction dan Lifetime Partnership Award.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara BNIdirect Appreciation Night 2024 yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Rabu, 15 Januari 2025.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata keberhasilan KAI dalam melakukan transformasi digital, khususnya melalui pengembangan layanan transaksi nontunai yang lebih modern, aman dan efisien.
Acara yang mengusung tema “Infinite Growth: Melangkah Bersama Menuju Keunggulan” ini dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri; Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani.
Penghargaan ini menurut Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, menjadi bukti nyata keberhasilan KAI dalam melakukan transformasi digital. Khususnya, melalui pengembangan layanan transaksi nontunai yang lebih modern, aman dan efisien.
Hingga saat ini aplikasi Access by KAI telah diunduh sebanyak 7.633.584 kali sepanjang 2024.
“Penghargaan ini kami dedikasikan untuk seluruh Insan KAI Group dan pelanggan kereta api di mana pun berada,” kata Didiek Hartantyo.
KAI dalam hal ini berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, terutama melalui inovasi digital yang memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan.
Ditambahkan, pengakuan ini menjadi motivasi bagi KAI untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih baik, sekaligus mendukung transformasi digital di sektor transportasi.
Bicara tentang transformasi digital, menurut Didiek Hartantyo, KAI akan terus menghadirkan berbagai kemudahan.
Salah satunya adalah pembayaran cashless yang terintegrasi dengan Virtual Account BNI serta Bank Himbara lainnya.
“Tidak hanya melalui Access by KAI, kami juga terus mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dalam operasional,” tutur Didiek Hartantyo.
Salah satu inovasi tersebut adalah penerapan sistem Face Recognition yang menggantikan tiket fisik berbahan kertas untuk proses boarding.
Teknologi ini, mampu mengurangi limbah kertas sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. Ia menjelaskan, sebanyak 10,3 juta pelanggan telah memanfaatkan teknologi Face Recognition.
Sistem ini tidak hanya membuat proses naik kereta api menjadi lebih praktis dan bebas hambatan. Tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.(*)

