Samarinda – Menyikapi penghapusan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng (migor) oleh Menteri Perdagangan, Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan jika itu adalah jalan keluarnya maka kenapa tidak untuk dilakukan.
Menurutnya, mempertahankan harga dalam kondisi normal tidak bisa dipaksakan karena jika dilihat permasalahannya, kelangkaan migor bukanlah kesalahan pemerintah atau bukan produsen.
“Kesalahan ini bukan di pemerintah, tidak bisa juga menyalahkan produsen,” tegasnya.
Sebab hal ini merupakan persoalan secara global. Kejadian ini dirasakan oleh seluruh dunia. Bisa dikatakan juga krisis ini adalah dampak dari pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.
“Ini persoalannya global, kejadian di seluruh dunia karena terjadinya Covid-19 dua tahun terakhir, orang sudah bosan terkungkung segala macam,” katanya.
Isran juga mengaku selama dua tahun terakhir semua komoditi anjlok (menurun) sementara kebutuhan semakin meningkat.
“Kalau kebutuhan meningkat pasti akan berpengaruh pada harga dan suplai,” ulasnya.
Sehingga pemerintah saat ini masih menganalisis sejumlah upaya yang harus dilakukan di samping mengintervensi harga migor.
“Sekarang dalam proses analisis, pasti ada. Saya kira pemerintah pusat terutama presiden dan kementerian terkait akan melakukan hal-hal itu, tidak mungkin pemerintah tidak punya jalan keluarnya, maka salah satunya mencari jalan, mungkin ya dengan penyesuaian harga,” jelasnya.

