JAKARTA : Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia tetap menjadi negara yang menarik dan dipercaya para investor.
Buktinya, investor terus berdatangan dan menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk investasi di sektor industri tekstil.
Demikian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada awak media usai melakukan pertemuan dengan Taiwan Textile Federation dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (1/11/2024).
Airlangga mengatakan, Pemerintah terus perkuat kerja sama ekonomi internasional untuk turut menggerakkan perekonomian nasional.
“Asosiasi Tekstil Taiwan datang dan mereka menyatakan punya keinginan untuk investasi di Indonesia karena beberapa dari mereka sudah investasi di Indonesia,” ujar Airlangga.
Pertemuan dengan para penggerak industri tekstil tersebut membahas terkait lokasi industri, ESG compliance, energi hijau yang mendukung operasional industri, dan outlook industri tekstil di Indonesia maupun di pasar global.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Formosa Taiwan Johnny Chen menjelaskan terkait outlook industri tekstil yang menjanjikan dan menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Airlangga mengatakan Indonesia menyambut baik para investor. Termasuk yang berinvestasi dalam sektor industri tekstil di Indonesia.
Pada pertemuan tersebut Airlangga juga mendorong API untuk turut berperan bersama Pemerintah untuk meningkatkan jumlah investasi di sektor industri tekstil Indonesia.
Menko juga mengatakan pemerintah berharap produsen tekstil lokal bisa dilibatkan dalam rantai pasok perusahaan tekstil Taiwan di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas Comprehensive and Progressive Agreement to Trans Pacific Partnership (CPTPP) dan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Hal ini berpengaruh dalam pengembangan industri tekstil global.
Kata Airlangga, kondisi politik Bangladesh yang tengah bergolak dan proteksionisme global yang dilakukan beberapa negara, menjadikan stabilitas politik di Indonesia menarik para investor ke Indonesia untuk mengembangkan industri tekstil di Indonesia yang berorientasi pada ekspor.
“Dengan adanya IEU-CEPA dan CPTPP maka membuka pasar dengan biaya masuknya nol,” kata Airlangga.
Kemudian kepada awak media Airlangga juga mengatakan perusahaan Taiwan di Indonesia rata-rata bisnisnya berekspansi.
Tidak hanya sebagai negara dengan industri tekstil berbasis polyester dan rayon yang memiliki daya saing kuat. Indonesia juga memiliki energi hijau yang sangat mendukung keberlangsungan pabrik-pabrik tekstil yang dituntut untuk sangat memperhatikan dampak lingkungan.
“Sekarang industri tekstil yang high end semuanya meminta ESG compliance. Di dalam ESG compliance itu energinya hijau. Energi hijau kan bisa dari gas, bisa dari hydro, bisa dari solar floating dimana itu di Jawa Barat semuanya tersedia,” pungkas Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut turut mendampingi Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon dan Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.(*)

