Samarinda – Pemerintah telah menetapkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) tepatnya di Penajam Paser Utara (PPU) sejak 18 Januari 2022 lalu.
Berangkat dari perpindahan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutkan akan bermalam dan berkemah di titik nol IKN untuk melangsungkan acara syukuran dengan mengundang sejumlah adat yang ada di Kaltim. Terkait waktu pelaksanaan, syukuran telah dijadwalkan akan terselenggara pada Februari 2022 ini.
Hal tersebut diungkapkan langsung Gubernur Kaltim Isran Noor dalam acara silaturahmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dengan Muhammad Sa’bani yang telah purna tugas sebagai Sekda Kaltim dan Fathul Halim ditunjuk sebagai Plt Sekda Kaltim di Aula Pendopo Odah Etam Komples Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (2/2/2022).
“Kita adakan di sana. Semua persiapan itu, saya mendapatkan informasi itu dibiayai Sekretariat Negara. Jadi nanti akan dilaksanakan,” tutur Gubernur Kaltim Isran Noor.
Terkait hal tersebut pula, Isran menuturkan jika pihaknya telah mengarahkan Sekda Kaltim untuk berkoordinasi mengumpulkan ada-adat di Kaltim untuk melangsungkan acara syukuran seperti dari adat Kutai, Dayak, Paser, Berau, Banjar, Bugis dan Jawa.
“Persiapan tempatnya nanti boleh PUPR, dan untuk TNI- Polri untuk pengamanan di sana,” tegasnya.
Isran menegaskan, hal ini bukan main-main untuk dilaksanakan, kalau seorang Presiden RI sudah di sana, menteri mana yang mau macam-macam, tidak bisa. Artinya menteri-menteri harus paham sikap presiden yang ingin memindahkan IKN. Apalagi sudah ada Undang-Undang pemindahan IKN yang disahkan DPR RI.
“Ini adalah sebuah wujud bahwa akhirnya Kaltim mendapat apresiasi langsung maupun tidak langsung. Kalau kita sudah berbuat tulus, ikhlas dan kejujuran, kalaupun di dalamnya ada kesakithatian kita dan ketidakpuasan, pasti akan berujung dengan kebahagiaan. Ujungnya diberikan penghargaan sebagai lokasi IKN. Dan itu adalah wujud dampak ekonomi di Kaltim juga,” tandasnya.
Di sisi lain jika melihat historis, keberadaan kerajaan tertua di Nusantara adalah di Kaltim, dan lokasi IKN itu adalah wilayah Kesultanan Kutai Ing Martadipura, walaupun akhirnya bernama PPU. Padahal aslinya adalah milik Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Bahkan juga jika dilihat dari sebuah bangsa, begitulah sirkulasi kehidupan, bukan hanya persoalan Kaltim sebagai tempat kerajaan tertua di Nusantara tetapi dengan IKN di Kaltim, bisa dibayangkan kehidupan arah pemerataan keadilan itu terjadi.
“Selama ini 60 persen ekonomi itu ada di Pulau Jawa khususnya di Jakarta. Tapi dengan adanya IKN, dia akan bergeser secara pelan-pelan, jarak timur barat utara selatan dekat. Saudara kita di Papua cukup 3 jam 45 menit sampai ke Balikpapan terbang, dari Aceh 3 jam setengah sampai, Surabaya 1 jam 20 menit, Manado itu 1 jam 20 menit. Terjadi keseimbangan, itu berkah yang luar biasa,” ucap Isran.

