SAMARINDA : Analisi Kebijakan Ahli Muda Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Kalimantan Timur (Kaltim) Syamsuddin mengatakan pembentukan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat Kaltim, harus sudah disiapkan bahkan dari jauh-jauh hari.
“Kalau nggak, kita nantinya menjadi daerah miskin. Nggak ada potensi yang bisa dihasilkan kalau tidak ada objek-objek potensi baru yang bisa mendukung perekonomian Kaltim,” kata Syamsuddin.
Hal itu ia katakan usai mengikuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi yang diselenggarakan Yayasan Mitra Hijau (YMH) di Hotel Horison, Jalan Imam Bonjol, Samarinda, Kamis (7/9/2023).
Syamsuddin pun mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai wadah untuk mengkomunikasikan ke masyarakat terkait apa itu transisi energi serta dampak-dampaknya.
“Artinya tadinya kita menggunakan energi fosil seperti batu bara, gas, kemudian minyak bumi kita beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Ia mencontohkan, potensi energi terbarukan di Benua Etam misalnya matahari sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Kemudian dari perkebunan bisa memanfaatkan limbah perkebunan sawit. Biomassanya, limbah padatnya bisa dijadikan bahan bakar pembangkit listrik,” sebutnya.
Ia menambahkan, tidak semua masyarakat memahami pentingnya peralihan energi ini. Pihaknya pun juga sudah sering melakukan kegiatan sosialisasi terkait energi terbarukan.
Rencananya, lanjut Syamsuddin, akhir bulan September akan ada lagi sosialisasi tentang Peraturan Gubernur (Pergub) Kaltim Nomor 5 Tahun 2023 tentang Peningkatan Program Energi Baru dan Energi Terbarukan.
“Ya termasuk juga dalam upaya pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan itu,” tuturnya.
Ahli Analisis Mineral dan Batu Bara ESDM Kaltim Ajidin menambahkan, dampak transisi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan bisa menyambung kelangsungan hidup dari yang sebelumnya menggunakan energi fosil yang akan habis.
“Seperti biogas, energi angin, itu sangat potensi. Kalau nggak dari sekarang dimulai kapan lagi,” tegasnya. (*)

