SAMARINDA : Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mendorong agar ke depannya Pendapatan Asli Daerah (PAD) tak lagi mengandalkan hasil pajak.
Menurutnya, PAD dapat bersumber dari sejumlah perusahaan milik daerah yang selama ini mendapatkan suntikan dana dari pemerintah provinsi.
“PAD bisa diandalkan dari anak-anak perusahaan, perusda yang mestinya memberikan kontribusi signifikan. Bukan beban Pemprov Kaltim dengan adanya penyertaan modal,” ujarnya.
Hal itu dikatakannya saat silaturahmi media dan sharing session “Kaltim Menuju Generasi Emas” di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Odah Etam Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin, 7 November 2025.
“Saya sangat bangga kalau kita tampil beda, tak hanya mengharapkan pajak. Pajak pilihan terakhir, kecuali dana bagi hasil,” tegasnya.
Diakuinya, komoditas andalan Kaltim adalah kelapa sawit. Namun, pendapatan bagi hasil dari kelapa sawit masih sangat minim. “Miris, perlu keadilan bagi daerah penghasil,” kritiknya.
Ia mengungkapkan, separuh atau 1,5 juta hektare dari 3 juta hektare lahan di Kaltim telah diberdayakan untuk pengembangan kelapa sawit.
Namun, kontribusi yang diterima daerah hanya puluhan miliar. “Kalau nggak salah Rp20 miliar. Tidak signifikan untuk Kaltim,” ucapnya.
Begitu dana bagi hasil mineral dan batu bara minerba yang juga minim. Namun, produktivitas batu bara tak lebih dari Rp6 triliun. Sementara seluruh hasil batu bara untuk memperbaiki kerusakan lingkungan pun tak akan cukup.

