SAMARINDA : Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) Ivan Hariyadi mengatakan bahwa penderita Tuberkulosis (TB) harus patuh dalam pengobatan.
Dengan pengobatan hingga enam bulan, penyakit tersebut bisa sembuh. Namun, jika tidak diobati dapat berisiko tinggi bagi kesehatan.
“Kalau nggak rutin minum obat bukan harus ngulang. Tapi kumannya itu agak bandel, makanya obatnya harus enam bulan,” ujar Ivan ditemui di Dinkes Kaltim, Jalan Abdul Wahab Syahranie, Senin, 24 Maret 2025.
“Kalau sering bolong, takutnya gak habis kumannya. Sekarang agak enakan, tapi setelah setahun daya tahan tubuhnya menurun bisa kambuh lagi,” lanjutnya.
Ia mengingatkan, penderita TB harus berperilaku hidup bersih dan sehat, makan makanan bergizi, melakukan aktivitas fisik, tidak merokok dan memperhatikan ventilasi udara.
“Jangan sampai rumah tertutup. Harus ada sirkulasi udara dan pencahayaan. Mudah-mudahan masyarakat bisa menerapkan ini,” tuturnya.
Ivan menjelaskan, TB bisa menyerang semua usia dan penyebaran paling utama terjadi di dalam rumah meskipun penularanya tidak langsung. Misal, saat ini ibu terserang, ternyata tahun lalu bapaknya atau 6 bulan lalu anaknya.
“Makanya sekarang maunya kita lebih aktif. Misal seorang ibu sakit TB, kemarin ada program ronsen. Jadi bapak dan anak-anaknya juga boleh dironsen pada saat kita kunjungan ke kecamatan,” jelasnya.
Jika ada yang dinyatakan terkena TB, Ivan meminta agar kontak eratnya juga harus diperiksa. Kontak erat ini seperti teman sekantor atau teman seasrama.
“Dari batuk bisa menular, jadi intinya TB menyerang paru-paru dulu. Kemudian bisa menyebar ke lain, bisa TB tulang, TB otak atau ke kelenjar. Cuma masyarakat kadang ada yang tidak mau diperiksa karena merasa sehat-sehat aja,” ucapnya.
Bagi penderita TB, ia berharap terus mengonsumsi obatnya selama enam bulan sampai tuntas. Tujuannya, memastikan kuman benar-benar mati.
Ia mengimbau bagi masyarakat yang merasakan gejala TB seperti batuk, badan berkeringat di malam hari, berat badan menurun segera memeriksakan diri ke puskesmas, klinik atau rumah sakit. Untuk berobat karena DB sebenarnya gratis atau tidak dipungut biaya sama sekali.
“Pemeriksaan dahak tidak ada biaya. Obat-obatnya pun disediakan pemerintah,” sebutnya.

