
SAMARINDA : Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Darlis Pattalongi, mengapresiasi rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meluncurkan program skrining kesehatan gratis bagi masyarakat yang sedang berulang tahun pada 2025.
Meski begitu, ia menyampaikan kekhawatiran terkait kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga kesehatan (nakes) dalam mendukung program tersebut.
Darlis menilai bahwa kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur, masih memiliki banyak kekurangan.
Bahkan, pelayanan kesehatan darurat di beberapa rumah sakit sering mengalami kesulitan karena keterbatasan fasilitas dan tenaga medis.
“Jangankan untuk program serentak seperti ini, dalam kondisi emergency saja, rumah sakit sering kalang kabut,” ungkap Darlis usai Rapat Paripurna DPRD Kalimantan Timur, Kamis (14/11/2024) .
Darlis menyarankan agar pemerintah, sebelum meluncurkan program skrining gratis, lebih dulu memprioritaskan kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan di berbagai daerah.
Ia menilai bahwa pelayanan dasar, terutama untuk kondisi darurat, harus diutamakan sebelum menambah beban dengan program berskala nasional yang melibatkan banyak orang.
Menurut Darlis, program skrining gratis yang dilaksanakan serentak berpotensi meningkatkan tekanan pada fasilitas kesehatan yang sudah ada.
Ia khawatir, tanpa kesiapan yang memadai, pelayanan kesehatan justru akan semakin tidak stabil dan masyarakat tidak bisa mendapatkan penanganan maksimal.
“Kalau disuruh memilih, lebih baik kita fokus pada pelayanan kedaruratan yang mendesak. Faskes kita saat ini saja belum mampu memenuhi kebutuhan darurat,” ujar Darlis.
Darlis menyampaikan bahwa koordinasi antara Kemenkes dan fasilitas kesehatan di daerah sangat penting.
Ia berharap program ini akan disesuaikan dengan kapasitas yang ada, sehingga dapat berjalan optimal tanpa mengorbankan kualitas pelayanan kesehatan lainnya.(*)

