BANTEN: AirNav Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pelayanan navigasi penerbangan, menggelar peresmian pemanfaatan Simulator Air Traffic Control (ATC) di Kantor Cabang Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC), Bandara Soekarno-Hatta. Acara ini bertajuk “Inagurasi Simulasi Seamless Operation”, Kamis, 12 Juni 2025.
Direktur Utama Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), Capt. Avirianto Suratno, dalam pernyataan menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam implementasi nyata konsep seamless operation, sebagaimana direkomendasikan oleh ICAO melalui hasil survei Normal Operations Safety Survey (NOSS) tahun 2023.
“Ini adalah langkah nyata untuk menjamin layanan navigasi penerbangan yang aman, efisien, terkoordinasi, dan tidak terputus lintas sektor maupun unit,” ujarnya.
Konsep seamless operation ini diwujudkan melalui penggunaan optimal simulator ATC sebagai alat pelatihan di bawah pengelolaan Direktorat Sumber Daya Manusia, khususnya Learning and Knowledge Management Division.
Simulasi yang dilakukan mencerminkan situasi operasional nyata dengan melibatkan berbagai sektor penerbangan aktif.
“Melalui simulator ini, personel ATC dapat berlatih dalam kondisi mendekati situasi nyata. Hal ini penting untuk mempertajam kemampuan mereka dalam menjalankan tugas menjaga keselamatan penerbangan,” lanjut Capt. Avirianto.
Ia menegaskan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas, selain peningkatan sistem dan perangkat.
Dengan begitu, kesinambungan pembinaan dan performa layanan navigasi dapat terus terjaga.
Direktur SDM dan Umum AirNav Indonesia, Didiet KS Radityo, menambahkan bahwa saat ini terdapat dua lokasi simulator ATC yang akan dioptimalkan, yaitu di:
Kantor Cabang JATSC, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Kantor Cabang MATSC (Makassar Air Traffic Services Center), Makassar
Pelatihan berbasis simulator ini akan menjadi program pelatihan berkelanjutan dan terjadwal bagi seluruh personel ATC di AirNav Indonesia.
“Kami telah membentuk gugus tugas khusus yang merancang skenario latihan berbasis kebutuhan riil dan data lalu lintas harian. Situasi yang digambarkan akan sangat mendekati kenyataan, sehingga mudah untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan,” ungkap Didiet.
Program ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan keselamatan dan efisiensi navigasi penerbangan di era modern.
Dengan pelatihan yang lebih adaptif terhadap dinamika operasional, AirNav Indonesia optimistis dapat terus menjaga kualitas layanan sekaligus memperkuat peran personel ATC dalam ekosistem penerbangan nasional dan internasional.

