Samarinda – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Narkotika Samarinda gencar menyosialisasikan disiplin pegawai dan zero handphone bertagline “masuk 1 keluar 1”, serta internalisasi tentang whistle blowing system (WBS) dan sosialisasi sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP).

Hal tersebut sejalan terkait dengan pembangunan zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) agar berjalan dengan baik.
Demikian disampaikan langsung Kepala Lapas (Kalapas) Kelas II A Narkotika Samarinda Hidayat, Sabtu (26/3/2022).
Bertempat di Aula Lapas Narkotika Jalan Bayur, Hidayat beserta pejabat eselon IV memberikan penguatan dan pengarahan terhadap seluruh petugas pemasyarakatan di lingkup Lapas Narkotika Samarinda.
Selain itu Lapas Narkotika juga sekaligus melakukan rapat evaluasi kinerja.
Dalam kesempatan itu juga, Kalapas Hidayat
meminta agar semua petugas dapat melakukan mitigasi risiko di dalam Lapas agar Lapas Narkotika Samarinda bisa mencapai tujuan organisasi.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Kaltimtara Sofyan menjelaskan bahwa pelaksanaan pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di semua Lapas dan Rutan itu beragam.
Menurutnya, perhatian pemerintah daerah (Pemda) setempat juga diperlukan karena memegang kunci peranan penting dalam pemenuhan sarana-prasarana yang diperlukan.
“Dan berkat koordinasi sinergi kolaborasi kami bersama para Kalapas dan Karutan, alhamdulilah itu terjalin dengan sangat baik terbukti dengan banyaknya bantuan dan perhatian semua Pemda ikut memfasilitas proses pembinaan,” tutur Sofyan.
Seperti halnya menghibahkan alat olahraga, alat kesenian, alat pertukangan dan lain sebagainya dalam menumbuhkan pengalaman kreativitas maupun kemampuan WBP.
“Hasilnya banyak WBP yang berhasil kita bina seperti pentas seni di Bontang. Itu pemesanan makanan ringan hasil dari Lapas dan Rutan oleh Pemda seperti roti, amplang, dan lain sebagainya,” ulas Sofyan.
Lebih jauh, Mantan Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara itu juga berharap agar dari sosialisasi yang terus digencarkan, petugas dapat memegang teguh komitmen yang telah dicanangkan bersama demi menjaga keamanan di Lapas.
Pedomani kebijakan yang diberikan presiden dan Menkumham serta rencana kerja yang ada dengan memperhatikan output dan outcome.
“Kita harus memahami dan mengimplementasikan langkah nyata di lapangan bukan,” harapnya.

