Samarinda – Munculnya tempat-tempat wisata baru yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat lokal seperti wisata puncak dan air terjun di wilayah perkotaan Samarinda mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani.
Bagaimana tidak, inovasi yang hadir itu tentu memberikan dampak ekonomi langsung bagi warga karena dikelola secara mandiri tanpa melibatkan investor luar.
Sementara itu, saat kembali dikonfirmasi peran atau keterlibatan Dispar sendiri dalam perkembangan ekonomi jalur kreatif tersebut, Ayu Sulistiani sapaan akrabnya menuturkan jika sementara ini pihaknya fokus dalam pembinaan terhadap para pelaku destinasi wisata.
“Sementara kita masih bentuknya pembinaan, karena Samarinda destinasi wisatanya baru ini berkembang,” ungkap Ayu Sulistiani saat dimintai keterangan Narasi.co, Minggu (24/10/2021).
Namun yang pasti ke depan Dispar akan berlakukan aturan-aturan main yang seharusnya dan secara perlahan sedang ke arah sana.
Maka dari itu untuk para pelaku destinasi wisata yang telah mendapat penghargaan, bisa menjadikan hal tersebut sebagai langkah awal untuk berlanjut bagaimana mengurus perizinan yang seharusnya.
“Kita pelan-pelan sedang ke arah itu. Makanya yang mendapatkan penghargaan ini, pertama mereka pasti memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) artinya sudah langkah awal mereka akan berlanjut bagaimana mengurus perizinan yang seharusnya. Nanti itu kita akan melakukan pembinaan secara terus menerus,” ucapnya.
Lanjut ditegaskannya, pembinaan yang diberikan oleh Dispar seyogyanya tidak memandang bulu. Karena baginya semua berhak mendapat pembinaan untuk menjadi pelaku destinasi wisata yang lebih baik demi membangkitkan ekonomi nasional.
Tidak terlepas dari itu semua, Kadispar Kota Tepian itu pun mendorong agar semua stakeholder dapat segera menyelesaikan tahap perizinan. Sebab diakuinya sampai saat ini masih ada beberapa oknum yang terbilang sulit diberikan pemahaman.
“Tetapi ada yang taat ada yang tidak, itu masalahnya. Ya ada yang agak ngeyel lah,” bebernya.
Ayu Sulistiani juga mengatakan kalau pihaknya sudah sering melakukan monitoring di lapangan yang dibantu oleh Kasi Analisa Data dan Potensi Dispar Kota Samarinda yang memiliki tupoksi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata.
“Ya kita datang ke sana meskipun kita baru sekali-sekali tapi teman-teman yang di destinasi dengan kasinya itu selalu menerapkan monitoring karena memang sudah menjadi agenda,” terangnya.
Dikonfirmasi apakah sistem penilaian destinasi wisata Kota Samarinda telah sampai di nasional, Ayu Sulistiani menuturkan jika belum sampai disana. Namun pihaknya sudah mulai mempersiapkan standar kriteria untuk bisa berada ditahap penilaian nasional melalui pembinaan dan monitoring.
“Belum. Saya memang ada keinginan bagaimana nanti mempunyai destinasi desa wisata supaya bisa mengikuti tahap penilaian nasional. Kita sedang bersiap mungkin untuk kategori budaya. Makanya kami melakukan monitoring, teguran sampai didatangi, dengan membawa form supaya diisi untuk dikembalikan lagi kepada Dispar. Tetapi masih ada beberapa yang belum mengembalikan,” kata Ayu.

