SAMARINDA: Karakteristik geografis dan ekologis menjadi faktor utama penyebab tingginya risiko bencana di Kalimantan Timur. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltim, Tresna Rosano, menyebut wilayah seperti Kutai Timur, Kutai Barat, dan Berau paling rawan kebakaran hutan dan lahan karena memiliki tutupan hutan dan perkebunan yang luas.
“Bencana seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) banyak terjadi di daerah dengan tutupan hutan dan perkebunan yang luas, seperti Kutim, Kubar, dan Berau,” ujar Tresna dalam sosialisasi Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi Kaltim Tahun 2022–2027, di Samarinda, Kamis, 31 Juli 2025.
Berdasarkan data KRB Nasional Kaltim yang disusun dari analisis tahun 2021, sebagian besar kabupaten/kota di Kaltim berada dalam kategori risiko tinggi untuk bencana banjir, karhutla, dan tanah longsor. Tresna menyebut banjir menjadi ancaman tahunan yang paling dominan di Kota Samarinda karena wilayahnya berada di dataran rendah dengan sistem drainase yang belum optimal.
“Jenis bencana paling sering terjadi di Kaltim adalah banjir dan karhutla. Untuk banjir, Kota Samarinda menjadi yang tertinggi risikonya,” jelasnya.
Hampir seluruh kabupaten/kota di Kaltim tercatat berada pada kategori risiko tinggi untuk bencana banjir, termasuk Kutai Kartanegara dan Berau.
Dokumen KRB juga mengungkap bahwa banjir bandang menjadi ancaman serius di enam kabupaten: Paser, Kukar, Berau, Kubar, Kutim, dan Mahakam Ulu. Penajam Paser Utara menjadi satu-satunya daerah dengan risiko sedang. Tingginya curah hujan dan terbatasnya sistem mitigasi lokal menjadi faktor utama.
Cuaca ekstrem seperti angin puting beliung juga berpotensi terjadi hampir di seluruh Kaltim, dengan Kutim, Kukar, Paser, Berau, dan Kubar berada dalam klasifikasi risiko tinggi.
Ancaman tanah longsor paling dominan terjadi di wilayah berbukit seperti Kutai Timur, Mahakam Ulu, dan Berau. Sementara Balikpapan, Samarinda, dan Bontang tercatat dalam risiko sedang namun tetap memerlukan kewaspadaan.
Kekeringan menjadi tantangan di beberapa daerah, dengan Berau sebagai satu-satunya wilayah berisiko tinggi. Kutai Timur dan Kukar berada dalam kategori bahaya tinggi namun memiliki kapasitas penanganan yang lebih baik.
Di wilayah pesisir, Kutai Kartanegara, Berau, dan Kutai Timur menghadapi risiko gelombang ekstrem dan abrasi, yang meski diklasifikasikan sedang, memiliki bahaya tinggi. Sementara itu, gempa bumi yang sebelumnya dianggap minim, ternyata mencatatkan tingkat risiko sedang di hampir seluruh kabupaten/kota—terutama di Kutai Timur, Kukar, dan Berau.
Risiko tsunami pun tak bisa diabaikan. Meski sebagian besar wilayah seperti Paser, PPU, dan Samarinda berada dalam risiko rendah, namun Berau, Kutai Timur, Balikpapan, dan Bontang masuk kategori risiko sedang.

