SAMARINDA: Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, Kalimantan Timur (Kaltim) ditargetkan mencapai swasembada beras paling lambat tahun depan, seiring komitmen pemerintah pusat mendukung penuh sektor pertanian di provinsi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
“Kalimantan Timur tidak akan mengambil beras dari tempat lain, tapi akan memberi beras ke tempat lain,” ujar Amran.
Saat ini, kebutuhan beras tahunan di Kaltim mencapai 450.000 ton, namun kapasitas produksi daerah baru sekitar 60 persen dari kebutuhan.
Kekurangannya selama ini dipenuhi dari Sulawesi dan Jawa.
Pemerintah pusat bertekad mengubah situasi ini melalui investasi besar-besaran di sektor pertanian Kaltim.
“Kami siapkan minimal Rp500 miliar untuk mendukung swasembada pangan, terutama beras,” kata Amran.
Ia menyebut, langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain mempercepat program cetak sawah dan optimalisasi lahan (oplah), mengamankan kecukupan pupuk dan memperbaiki irigasi.
Penggunaan teknologi modern seperti traktor otomatis dan drone juga bisa menjadi pilihan untuk menarik minat generasi muda bertani.
Ia membeberkan, sasaran dari optimalisasi lahan adalah memaksimalkan lahan-lahan sawah dan pertanian yang sudah ada.
Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan pada lahan-lahan tidak produktif untuk dikembangkan menjadi lahan persawahan.
Sementara persoalan iklim dan lahan menurutnya bukan menjadi persoalan untuk Kaltim bisa mencapai swasembada pangan mengingat Indonesia sudah membuktikan bisa meningkatkan stok beras hingga 3,6 juta ton dalam tempo enam bulan dan tahun ini hingga Mei 2025, stok beras nasional mencapai 1,9 juta ton.
“Saya yakin dengan gubernur yang muda dan penuh semangat, Kaltim akan sukses capai swasembada pangan paling lambat tahun depan,” tutupnya.

