
KUKAR : Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) semakin getol memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
Salah satu langkah yang dijalankan dengan menyiapkan strategi jangka panjang untuk mengelola lima kawasan pertanian prioritas yang membentang seluas 8.000 hektare.
Dalam persiapannya, Pemkab Kukar menggandeng Kementerian Pertanian dan berbagai pemangku kepentingan.
Sejumlah pihak terkait bakal mengelola lima kawasan strategis yang tersebar di Kecamatan Marangkayu, Sebulu, Muara Kaman, Tenggarong, Loa Kulu, serta dua zona di Kecamatan Tenggarong Seberang.
Fokus utama pengembangan kawasan ini adalah meningkatkan produksi padi sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan daerah.
“Kami prioritaskan peningkatan produksi padi tahun ini,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar Muhammad Taufik, Selasa, 25 Maret 2025.
Menurutnya, pertanian bukan sekadar urusan tanam dan panen. Ada lima faktor kunci yang harus diperkuat agar produktivitas mencapai level optimal.
“Air, benih, pupuk, penyuluh, dan alat mesin pertanian (alsintan). Lima aspek ini tak boleh diabaikan,” ujarnya.
Air, kata dia, menjadi elemen utama. Sistem irigasi yang andal akan menentukan keberhasilan produksi, terutama untuk komoditas padi.
Selain itu, penggunaan benih unggul dengan varietas berkualitas tinggi dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan.
Tak hanya itu, pupuk juga berperan krusial dalam menjaga kesuburan tanah. Pendampingan dari penyuluh pertanian diharapkan mampu memberikan edukasi kepada petani mengenai teknik budidaya yang lebih efektif.
Terakhir, pemanfaatan alsintan dinilai bisa mendorong efisiensi produksi dengan biaya yang lebih terjangkau. “Dengan optimalisasi di lima sektor ini, kami yakin sektor pertanian Kukar bisa semakin maju dan menjadi pilar utama ketahanan pangan daerah,” ujar Taufik.
“Upaya ini tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat posisi daerah dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” sambungannya.
Seperti diketahui, Di Provinsi Kalimantan (Kaltim), Kukar menjadi salah satu wilayah dengan produksi beras terbanyak, sehingga menjadi ujung tombak ketersediaan pangan.
Pada 2022, produktivitas padi di Kukar mencapai 106.117,23 ton Gabah Kering Giling (GKG), yang jika dikonversi menjadi beras setara dengan 61.725,02 ton. Angka ini diperoleh dari luas lahan panen sebesar 26.444,70 hektare.
Memasuki 2024, produksi padi di Kaltim mengalami dinamika yang beragam. Kukar dan Berau mencatat penurunan produksi, sementara Paser, Samarinda, dan Kutai Timur mengalami peningkatan.
Berdasarkan data, tiga daerah dengan produksi padi tertinggi pada 2024 adalah Kukar, Paser, dan Penajam Paser Utara. Sebaliknya, Bontang, Balikpapan, dan Mahakam Ulu menjadi daerah dengan produksi padi terendah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada 2024, produksi padi di Kukar mencapai 106,55 ribu ton GKG, tertinggi dibanding daerah lain di Kaltim. Namun, angka ini mengalami penurunan dibandingkan 2023 yang mencapai 115,10 ribu ton GKG.
Di posisi kedua, Paser membukukan produksi sebesar 52,89 ribu ton GKG, mengalami kenaikan signifikan dibandingkan 2023 yang hanya 28,61 ribu ton GKG.
Sementara itu, di peringkat ketiga, Penajam Paser Utara mencatat kenaikan tipis dari 45,10 ribu ton GKG pada 2023 menjadi 48,13 ribu ton GKG pada 2024. (Adv)

