BALI : Minggu, 12 Januari 2025, menjadi puncak perjalanan rombongan Media Sukri Indonesia (MSI) Group di Bali.
Meskipun cuaca tidak mendukung dengan hujan yang turun sepanjang hari, semangat para peserta tetap menyala.
Menggunakan sepeda motor, mereka melanjutkan petualangan penuh dramatisme di Bali, dengan tujuan-tujuan wisata yang menakjubkan dan penuh makna spiritual.
Destinasi pertama pada hari ketiga adalah Tanah Lot, pura ikonik yang terletak di atas batu karang di tengah laut.
Ombak yang menghantam batu karang menambah keindahan alam yang dramatis, sementara keindahan pura itu sendiri memberikan kedamaian dan ketenangan spiritual bagi para pengunjung.
Tanah Lot terletak di Kabupaten Tabanan, dan merupakan salah satu pura yang paling terkenal di Bali.
Harga tiket masuk Tanah Lot per Januari 2025 adalah Rp 30.000 untuk dewasa domestik dan Rp 20.000 untuk anak-anak domestik.
Tak hanya menikmati keindahan pura, rombongan juga menyempatkan diri membeli oleh-oleh khas Bali, mulai dari kain Bali, baju Barong, hingga berbagai pernak-pernik lainnya yang banyak dijual di sekitar lokasi.
Setelah puas menikmati Tanah Lot, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tanjung Benoa, yang terkenal sebagai pusat olahraga air di Bali.
Berbagai aktivitas menantang seperti banana boat, jet ski, hingga snorkeling menjadi daya tarik utama di pantai ini.
“Saya dan Ira mencoba jetski. Ini pertama kalinya saya mencoba dan rasanya seru banget!” ungkap Aminah yang terlihat sangat antusias.
Keberanian mereka untuk mencoba jetski terbukti mengesankan, karena meski memilih durasi 15 menit, mereka merasa puas sekali dengan pengalaman tersebut.
Tak hanya itu, pemandu turut mengabadikan momen seru mereka di atas jetski, membuat mereka semakin menikmati suasana.
Pantai Tanjung Benoa terletak di Kabupaten Badung, dan memiliki biaya parkir kendaraan sebesar Rp 5.000 per mobil, sementara tiket masuknya gratis.
Namun, sorotan utama perjalanan hari itu adalah kunjungan ke Uluwatu, tebing spektakuler yang menghadap langsung ke Samudra Hindia.
Lokasi ini terkenal dengan pemandangannya yang menakjubkan dan pura yang terletak di atas tebing curam.
Tiba di Pura Uluwatu, rombongan disuguhkan dengan pertunjukan Tari Kecak, yang memukau semua orang.
Tari Kecak, yang sering disebut juga “Monkey Dance”, mengangkat cerita epik Ramayana, di mana Rama berjuang untuk menyelamatkan Shinta yang diculik oleh Rahwana.
Yang membuatnya unik, tarian ini tidak menggunakan alat musik tradisional, melainkan suara “cak-cak-cak” yang dihasilkan oleh 70 pria yang duduk melingkar.
“Tari Kecak tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga membangkitkan emosi dengan ceritanya yang sarat makna,” ujar saya kepada Adit, yang juga terpesona dengan pertunjukan tersebut.
Tari ini dipertunjukkan pada pukul 18.00 WITA, dan menciptakan suasana mistis dengan cahaya obor yang menerangi malam, serta deburan ombak yang terdengar di kejauhan.
Setiap detik pertunjukan seolah membawa penonton masuk ke dalam dunia cerita epik Ramayana.
Selepas menyaksikan Tari Kecak yang mengagumkan, rombongan tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto di sekitar pura Uluwatu.
Pemandangan tebing yang terjal dan ombak laut yang memukau menjadi latar belakang yang sempurna untuk berpose, meski sempat dihadang oleh beberapa monyet yang nakal.
Di akhir perjalanan, rombongan memutuskan untuk mengunjungi pusat oleh-oleh Bali yang tak jauh dari hotel mereka.
Di sini, mereka menemukan berbagai cemilan khas Bali, seperti pai susu, coklat Bali, kacang-kacangan, dan banyak produk lainnya.
Ternyata, pemilik pusat oleh-oleh tersebut berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Hari ketiga perjalanan MSI Group di Bali ditutup dengan penuh kesan. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan pengalaman tak terlupakan selama di Bali membuat perjalanan ini menjadi kenangan yang akan selalu dikenang.(*)

