BANYUWANGI : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, terus menggencarkan Program Percepatan Penurunan Stunting melalui kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan Edukasi (KIE) diseluruh Indonesia di Tahun 2023.
Di antaranya, di beberapa wilayah di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.
Kali ini, BKKBN Pusat bersama mitra kerja komisi IX DPR RI melaksanakan kegiatannya di Jalan Nuri, Lingkungan Krajan, Kelurahan Pakis Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi, Senin (17/7/2023).
Hadir H Anas Thahir Anggota Komisi IX DPR RI, Sekertaris utama BKKBN RI, Drs.Tavip Agus Rayanto,M,si, Kepala Dinas Sosial dan KB Kabupaten Banyuwangi Henik Styarini, Ap M,si serta tamu undangan lainnya.
Kegiatan tersebut juga mengangkat tema “Memerdekakan Anak Indonesia Dari Stunting”.
Anas Thahir Anggota Komisi IX DPR RI mengajak masyarakat dan semua pihak untuk bersama sama maksimal dalam menekan angka Stunting di Indonesia, salah satunya diseluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Di daerah ini, angka Stunting terus menurun sehingga keinginanan Presiden.
Diungkapkan di tahun 2024 bisa tercapai sehingga target penurunan stunting di angka 14% dapat tercapai dengan baik.
“Kami sangat optimis, dengan dukungan dan kerjasama seluruh masyarakat luas serta pihak pihak terkait,” katanya.
Dengan upaya pencegahan dan percepatan stunting di semua wilayah indonesia, khususnya di Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat sukses, sesuai dengan harapan kita semua,” ungkap Pak Anas, sapaan akrabnya.
Kepala Dinas Sosial dan KB Kabupaten Banyuwangi, Henik Styarini, Ap, M,Si mengakui pentingnya memerdekakan anak dari stunting atau anak terhindar dan terbebas dari stunting.
Sebab, katanya, dampak dari stunting antara lain:
Pertama, dapat terganggunya perkembangan (menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar).
Kedua, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik.
Ketiga, menurunnya kekebalan tubuh.
Keempat, terganggunya metabolisme dalam tubuh (meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas penyakit jantung).
Untuk itu, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan:
Memenuhi kebutuhan gizi sejak remaja, memberi ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Memberikan MPASI seimbang.
Memantau tumbuh kembang anak secara rutin setiap bulan.
Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Sekertaris utama BKKBN RI, Drs.Tavip Agus Rayanto, M.Si mengungatkan betapa penting peran para orang tua dalam pencegahan bahaya stunting.
Menurutnya, perlu diperhatikan penerapan pola hidup bersih dan sehat, juga makanan sehat dan perawatan yang tepat selama pertumbuhan anak.
“Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan atau ilmu tentang pencegahan stunting dan pola hidup sehat supaya terhindar dari stunting,” katanya.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, juga dibagikan hadiah kepada para peserta sosialisasi. (*)

